-->
  • Jelajahi

    Copyright © inet99.id
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Adsense

    Hati Seorang Ibu Hancur, Tiga Anak SD Terpaksa Dipulangkan dari Sekolah Akibat Tunggakan SPP 42 Juta

    Jhon
    Tuesday, October 29, 2024, Tuesday, October 29, 2024 WIB
    Youtube/MetroTV
    BANTEN, iNet99.id – Tersimpan kisah seorang ibu yang tengah berjuang keras untuk memastikan ketiga anaknya tetap bisa melanjutkan pendidikan. 

    Ketiga anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) baru-baru ini dipulangkan dari sekolah akibat tunggakan SPP yang mencapai Rp42 juta.

    Meski berprestasi dan memiliki semangat belajar yang tinggi, anak-anak ini terpaksa menunda impian mereka karena situasi ekonomi keluarga.


    Kisah pilu ini bermula ketika pihak sekolah, memutuskan untuk menindak tegas siswa yang memiliki tunggakan biaya pendidikan. Sekolah memberlakukan kebijakan bahwa siswa yang tidak mampu melunasi biaya pendidikan tepat waktu akan diberhentikan sementara dari kegiatan belajar mengajar. 

    Bagi keluarga ini, keputusan tersebut membawa dampak yang menyakitkan, karena ketiga anak ini bukan hanya siswa biasa, mereka adalah anak-anak berprestasi yang dikenal giat belajar dan aktif di sekolah.

    Sang ibu dari anak-anak Defi Fitriani, yang kesehariannya diisi dengan perjuangan mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, tak kuasa menahan tangisnya.

    Ia mengungkapkan rasa putus asanya ketika diberi tahu bahwa anak-anaknya tidak dapat mengikuti kegiatan belajar jika tunggakan SPP tidak segera diselesaikan.

    “Saya hanya ingin mereka tetap bisa belajar, menggapai cita-cita mereka. Mereka anak yang rajin, tidak pernah membuat masalah, dan selalu semangat pergi ke sekolah,” ucap Defi dengan penuh keharuan.

    Selama bertahun-tahun, ibu ini telah melakukan berbagai upaya agar anak-anaknya bisa bersekolah. Mulai dari bekerja serabutan, meminjam ke sana-sini, hingga menghemat kebutuhan sehari-hari.

    Namun, dalam beberapa bulan terakhir, kondisi keuangan keluarga semakin sulit, sehingga tunggakan sekolah pun kian menumpuk.

    “Saya ingin mereka tetap bersekolah, tapi setiap kali berusaha mencari solusi, jalan terasa begitu sempit. Saya sudah kehabisan cara,” katanya dengan suara yang bergetar.

    Meskipun sedang menghadapi masalah ekonomi, ketiga anak ini tidak pernah menyerah dalam belajar. Mereka selalu menjadi contoh siswa yang tekun, patuh kepada guru, dan memiliki prestasi akademik yang cukup membanggakan. Hal ini yang membuat banyak pihak merasa prihatin dengan kondisi mereka.

    Berita ini pun menyebar luas dan menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak warganet yang bersimpati dan memberikan dukungan moral kepada keluarga ini.

    Beberapa pengguna media sosial bahkan menyarankan untuk melakukan penggalangan dana demi membantu keluarga tersebut melunasi tunggakan SPP, sehingga ketiga anak ini dapat kembali bersekolah dan melanjutkan pendidikan mereka.

    Kasus ini membuka mata masyarakat akan kesulitan yang dialami oleh sejumlah keluarga kurang mampu dalam mempertahankan pendidikan anak-anak mereka.

    Di satu sisi, ada pemahaman bahwa sekolah memerlukan biaya operasional yang harus dipenuhi. Namun, di sisi lain, beberapa orang merasa bahwa pendidikan adalah hak dasar yang seharusnya lebih inklusif, terutama bagi anak-anak yang memiliki semangat belajar meski berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi.

    “Bagaimana anak-anak mau berkembang kalau sejak kecil sudah terhambat karena faktor biaya? Mereka butuh dukungan untuk terus maju,” ujar salah seorang warganet.

    Kisah ini menjadi pengingat akan pentingnya kebijakan pendidikan yang lebih inklusif, yang mampu memberi ruang bagi anak-anak dari berbagai latar belakang ekonomi untuk mengejar pendidikan tanpa harus dihadapkan pada tembok finansial yang sulit ditembus.

    Sang ibu berharap, dengan adanya perhatian dari publik, ia dapat menemukan solusi untuk melunasi tunggakan SPP, agar ketiga anaknya bisa kembali ke sekolah dan melanjutkan mimpi mereka.***



    Red.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini