Ada Temuan Harta Karun Minyak di Majalengka, Ini Kata Badan Geologi

Jhon
By
0

Baca Juga

Majalengka, iNet99.id - Pusat Survei Geologi di bawah Badan Geologi telah melaksanakan survei geofisika terintegrasi gravity dan passive seismic tomography (PST) untuk mempelajari kondisi bawah permukaan di Sub Cekungan Majalengka. Studi tersebut dapat menginterpretasikan struktur jebakan pada Sub Cekungan Majalengka.

Menurut Badan Geologi, Sub Cekungan Majalengka merupakan bagian timur dari Cekungan Bogor yang memanjang dari daerah Rangkasbitung (Banten) hingga daerah Kuningan (Jawa barat). Di daerah Majalengka dan sekitarnya, Cekungan Bogor berbatasan langsung dengan Cekungan Jawa Barat Utara (North West Java Basin) di sebelah utaranya.

"Terdapat beberapa lapangan migas berproduksi pada cekungan ini, diantaranya Jatibarang, Randegan dan Akasia Bagus. Berdasarkan keberadaan rembesan minyak dan sejarah eksploitasi migas, Sub Cekungan Majalengka merupakan area dengan petroleum system aktif." terang Badan Geologi, seperti tertuang dalam website resminya, Senin (30/9/2024).

Tercatat sumur produksi minyak pertama di Indonesia dibor di area ini oleh Jan Reerink pada tahun 1871 berdasarkan temuan rembesan minyak di lereng barat G. Ciremai.

Sumur tersebut sempat menghasilkan 6.000 liter minyak bumi. Walaupun tidak mencapai produksi skala komersial, namun demikian telah memberi indikasi bahwa di bawah permukaan telah terjadi pembentukan minyak yang telah bermigrasi di area ini.

Sub Cekungan Majalengka hingga saat ini belum dieksplorasi secara optimal. Kendala teknis yang dihadapi adalah adanya tutupan endapan vulkanik produk G. Tampomas, G. Ciremai, maupun produk gunungapi yang lebih tua. Lapisan batuan tersebut menyebabkan scattering gelombang seismik pada aplikasi seismik konvensional sehingga menjadikan citra blur pada penampang seismik.

Hal tersebut menjadi kendala dalam interpretasi kondisi geologi bawah permukaan di area ini. Hasil penyelidikan geofisika terintegrasi menunjukkan adanya fitur-fitur yang cukup menarik pada cekungan ini.

"Sub Cekungan Majalengka teridentifikasi dengan sangat baik dari data anomali Bouger berupa pola anomali rendah berorientasi barat laut - tenggara. Secara vertikal, cekungan tersebut tercitrakan dari hasil inversi data gayaberat berupa struktur graben hasil proses rifting,"

"Pola-pola antiklin teridentifikasi dari penampang model ini, termasuk antiklin di bagian utara yang merupakan lapangan migas yang sedang berproduksi, yakni Lapangan Akasia Bagus. Adapun antiklin di sebelah selatan diapit oleh dua cekungan besar yang memungkinkan sebagai area endapan source rock," ungkap Badan Geologi.

Sub Cekungan Majalengka juga tercitrakan dengan baik pada model kecepatan gelombang P dari data PST. Sumur Maja (1871) berada di ujung timur Sub Cekungan Majalengka, sehingga diduga kuat minyak yang pernah diproduksi pada sumur tersebut berasal dari source rock yang berada pada cekungan ini.

Direct hydrocarbon indication dari data Vp/Vs menunjukkan adanya dua pola anomali tinggi di Sub Cekungan Majalengka yang diduga merupakan reservoir yang berisi fluida minyak bumi. Pola anomali tinggi tersebut bersesuaian dengan pola tinggian depth structure yang di trace secara lateral dari top reservoir Sumur Akasia Bagus 1.

Hasil integrasi survei geofisika ini merupakan data awal yang cukup baik untuk ditindak lanjuti, mengingat Sub Cekungan Majalengka belum dieksplorasi secara optimal. Indikasi keberadaan migas sudah cukup tegas dari rembesan minyak maupun dari catatan sejarah ekploitasi migas.





Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)