JD Vance sebut Kamala Harris bisa masuk neraka karena penarikan diri dari Afghanistan

Jhon
By
0

Baca Juga

Amerika Serikat, inet99.id - JD Vance dari Ohio mengatakan Wakil Presiden Kamala Harris "bisa menjadi neraka" atas cara pemerintahan Biden menangani penarikan diri dari Afghanistan pada tahun 2021. 

Pernyataan tersebut berasal dari sebuah "insiden" selama kunjungan mantan Presiden Donald Trump ke Pemakaman Nasional Arlington untuk menandai tiga tahun sejak bom bunuh diri di Kabul yang menewaskan 13 anggota militer selama penarikan mundur dari negara tersebut.

Trump mengunjungi bagian pemakaman yang dikenal sebagai Bagian 60, tempat para veteran konflik pasca-9/11 di Irak dan Afghanistan dimakamkan. Saat berada di sana, terjadi interaksi antara staf kampanye Trump dan petugas pemakaman, menurut berbagai sumber. Perselisihan tampaknya mengenai apakah fotografer tim kampanye Trump mempunyai izin untuk berada di sana

“3 tahun lalu, 13 orang Amerika yang tidak bersalah dinyatakan tewas karena Kamala Harris menolak melakukan tugas-nya, sampai sekarang belum ada satu pun penyelidikan maupun pemecatan terhadapnya,” kata Vance.

Pasangan Trump, menanggapi Pertanyaan reporter CBS News tentang interaksi di Arlington National Cemetery saat dia berkampanye di Erie, Pennsylvania. Vance menyebut Harris "memalukan" dan mengatakan bahwa narasinya seharusnya adalah "Kamala Harris begitu tertidur di belakang kemudi sehingga dia bahkan tidak mau melakukan penyelidikan atas apa yang terjadi.

"Dia bisa masuk neraka," katanya. Vance kemudian mengatakan di Green Bay, Wisconsin, bahwa komentarnya benar. “Kadang-kadang saya merasa frustrasi dan kesal,” katanya, menyalahkan tim kampanye Harris yang “mencoba membuat isu politik besar-besaran” atas insiden di Pemakaman Nasional Arlington.

Dalam pernyataan hari Senin yang menandai pemboman itu, Harris mengatakan dia "akan memenuhi kewajiban suci kami untuk merawat pasukan kami dan keluarga mereka dan saya akan selalu menghormati jasa dan pengorbanan mereka."

“Seperti apa yang saya pernah katakan, Presiden Biden mengambil sebuah keputusan yang sangat berani dan tepat untuk mengakhiri perang terpanjang di Amerika,” ujarnya.

Penarikan AS terjadi hampir 20 tahun setelah perang dimulai sebagai respons terhadap serangan teroris 11 September 2001. 

Pemerintahan Biden dan Kongres telah melakukan beberapa penyelidikan atas kekacauan penarikan diri dari Afghanistan. Sebuah laporan dari Gedung Putih dan laporan lain dari Departemen Luar Negeri AS keduanya menyalahkan pemerintahan Trump atas keadaan yang berkontribusi terhadap tantangan-tantangan yang dihadapinya.



• Penulis : Jhon
• Editor : Jhon
• Media : inet99.id


Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)