Sinergi Mahasiswa IPB dan Desa Wangunsari : Wujudkan Pertanian Lestari melalui Biochar, Ecoenzym, dan Implementasi Aplikasi Digitani

Jhon
By
0

Baca Juga

Mahasiswa IPB Bersama Warga Desa Wangunsari


Sukabumi, iNet99.id - Desa Wangunsari, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, saat ini telah menjadi sorotan, berkat kolaborasi apik antara masyarakat lokalnya dan mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Kolaborasi ini lahir dari dorongan untuk meningkatkan potensi ekonomi serta pertanian yang berkelanjutan di desa tersebut.


Baca juga : Viral ! Seorang Warga Kemayoran Dibacok di Kepala Hingga Bersimbah Darah Saat Hendak Bubarkan Tawuran


Pada hari Jumat (5/7/2024), mahasiswa KKNT Inovasi IPB yang sedang melakukan program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Inovasi bersama dengan para pemuda Desa Wangunsari berhasil melaksanakan program kerja "SINAR: Sinergi Inovasi Biochar dan Ecoenzym untuk Pertanian Lestari". Program ini jelas bertujuan untuk memajukan pertanian di Desa Wangunsari.

Poto bersama IPB dan Warga desa Wangunsari Sukabumi

“Tujuan utama dari kegiatan pembuatan biochar dan ecoenzym ini adalah untuk memajukan pertanian di Desa Wangunsari,” ungkap Ilmi Tawaqal, selaku koordinator KKNT Desa Wangunsari.


Baca juga : Donald Trump Ditembak Sniper Saat Sedang Kampanye, 1 Orang Tewas Dan 2 Kritis


Setelah dilakukan penelitian lapangan yang mendalam terungkap bahwa petani setempat sudah memiliki pengalaman dalam pembuatan arang sekam namun masih secara konvensional.


“Ini merupakan program KKN yang sasarannya kepada para petani di Desa Wangunsari. Namun, setelah kami lakukan peninjauan lapangan lebih lanjut ternyata petani di sini sudah berpengalaman dalam pembuatan arang sekam konvensional,” ujarnya.


Sehingga hal tersebut mengharuskannya untuk meningkatkan metode pembuatan arang sekam dengan metode minim oksigen (pyrolisis). Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas biochar tersebut. Biochar sendiri memiliki kualitas 3x lebih baik daripada arang sekam biasa.


Tim KKNT Inovasi IPB Desa Wangunsari menjelaskan, proses pembuatan biochar dimulai dengan pemaparan materi mengenai latar belakang adanya program biochar dan ecoenzym. Kemudian dilanjutkan dengan demonstrasi serta praktik langsung dengan melibatkan tiap unsur masyarakat Desa Wangunsari, meskipun program ini sendiri bermitra secara khusus dengan Kelompok Tani Unggul Mulya yang diketuai oleh Abah Acung.


Baca juga : Hari Pertama Acara Peringatan Hari Koperasi ke-77 Di Karawang Berlangsung Meriah, Fitriani : Sejahtra Bersama, Selamat Dunia Akhirat Bersama


Diwaktu bersamaan pula, Mahasiswa KKNT Inovasi IPB Desa Wangunsari memperkenalkan aplikasi Digitani. Aplikasi ini berguna untuk membantu masyarakat dalam mengelola lahan pertanian yang berkelanjutan dan langsung fokus pada penyelesaian masalahnya.


“Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pertanian di Desa Wangunsari menjadi lebih baik. Dibuktikan dengan uji coba hasil yang terlihat jelas perbedaannya,” ujar abah acung selaku Ketua Kelompok Tani Unggul Mulya

Iklan

Selain itu, menurutnya, dengan memberikan edukasi terkait dengan pengelolaan tanah pertanian yang baik, memanfaatkan biochar dan ecoenzym yang berasal dari sisa bahan organik, bisa menjadi langkah konkret yang diambil untuk meningkatkan konsumsi dan produksi pertanian di desa ini. 


Ia sangat berterima kasih karena masyarakat Desa Wangunsari merespons positif kegiatan tersebut, dengan sangat antusias dan mendukung penuh program yang dijalankan. Dihadiri oleh perangkat desa, penyuluh pertanian, dan partisipasi masyarakat yang sangat tinggi karena hal ini sangat membantu untuk meningkatkan kualitas dan hasil pertanian di Desa Wangunsari.


Baca juga : 2 Orang Asal Cimenyan Bandung Terseret Ombak Pantai Karangpapak Garut, Keduanya Masih Belum Ditemukan


Menurut Ilmi, kegiatan ini dapat dijadikan contoh bagi desa-desa lain di Indonesia dengan mempertimbangkan sumber daya dan potensi yang dimiliki di desa tersebut. Ia sangat senang dengan tingginya antusias dari masyarakat yang tanggap terhadap masalah pertanian karena mereka yakin bahwa pertanian adalah suatu hal dasar dari pembangunan ekonomi desa.


Menurutnya, pemuda di desa harus berperan lebih dan harus memiliki jiwa yang peka terhadap lingkungan seperti di Desa Wangunsari agar hal seperti ini dapat diteruskan secara berkelanjutan.


“Peran pemuda desa dalam menjaga keberlanjutan dari kegiatan pertanian ini setelah KKN kami berakhir. Harus memiliki jiwa yang peka terhadap lingkungan agar program yang sudah kami rancang atau susun dapat diteruskan secara berkelanjutan. Dan tidak bergantung kepada kami atau tidak berhenti setelah kami selesai KKN,” pesannya.


Dengan adanya kegiatan tersebut, Koordinator Desa Wangunsari KKNT Inovasi IPB berharap Kelompok Tani Unggul Mulya mampu mengaplikasikan biochar dan ecoenzym tersebut untuk pertanian yang berkelanjutan serta dibantu oleh pemuda setempat untuk memperluas jaringannya.


Selain itu, diharapkan para pemuda Desa Wangunsari bisa membuka bisnis baru yang berhubungan dengan produksi biochar dan ecoenzym untuk meningkatkan perekonomian Desa Wangunsari.

Iklan

Melalui kegiatan tersebut, ia berpesan terkait pentingnya kreativitas dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk menciptakan sesuatu yang bernilai ekonomi serta lingkungan.


“Kita sebagai pemuda harus memiliki pemikiran untuk memanfaatkan sesuatu hal yang tidak bermanfaat menjadi suatu hal yang jauh lebih bermanfaat dan bisa menghasilkan keuntungan,” pungkasnya.


  

  • Penulis : L
  • Editor : Jhon
  • Media : iNet99.id

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)